Saturday, August 05, 2006

IA TAK LAGI BERANI MENDUGA-DUGA TENTANG ANGIN

Ia tak lagi berani menduga-duga tentang angin
Sejak gelisah yang berpusing itu datang
Menerjang membuat terban rebah
Segala yang pernah ditegakkannya

Ia tak lagi berani menduga-duga tentang tanah
Sejak kesabaran itu retak rekah
Menelan lenyap segala
Yang pernah disemainya

Ia tak lagi berani menduga-duga tentang api
Sejak amarah yang menyembur itu
Menghangusmusnahkan segala
Yang pernah dipunyainya

Ia tak lagi berani menduga-duga tentang air
Sejak ketenangan itu bangkit menggelombang
Menyapu pupus segala yang pernah
Ia sebut sebagai kesayangan

Ia tak lagi berani menduga-duga
Tentang angin, tanah, api dan juga air
Sejak ia merasa bahwa keempatnya kini
Sedang bersiasat untuk mengingatkannya

No comments:

SAJAK JALAN PAGI BERSAMA

  Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...