Saturday, August 05, 2006

NAH, ADAKAH KAU TELAH TELANJUR

Nah, adakah kau telah telanjur menyusur jauh ke dalam
Lurung gua yang kau gali dengan kelingkingmu sendiri
Yang mulutnya kini berkubur guguran batu
Yang runtuh dan kau tak bisa lagi berpaling kembali

Barangkali di depanmu sekarang
Tegak menghadang naga dengan sembilan kepala
Dan delapan belas matanya merah saga
Mencorong nyala dalam kegelapan

Nafasmu terengah kudengar
Mungkin kini engkau tengah terbelit
Dalam lilitannya; sisiknya yang ungu
Keras dan kasar melendat kulitmu

Nah, aku tentu tak masuk membantu
Karena mulut gua yang tertutup rapat
Oleh tumpukan batu gunung itu
Sungguh tidak mampu kutembus

Semoga kau masih sempat ingat
Menusukkan kedua telunjukmu ke mata
Dari kepala yang kelima itu
Dan sekaligus menaklukkannya

Atau mungkin dadamu akhirnya pecah
Dan belulangmu keburu retak
Sebelum taring-taringnya mengerkah kepalamu
Dan cakar-cakarnya mencabik tubuhmu jadi serpihan

Nah, jika itu yang terjadi
Aku hanya akan menunggumu membuka mata
Barangkali juga menyodorkan segelas air dingin
Serta menyeka keringat keningmu dengan setangan ini

Berulang kali untuk menenangkanmu
Akan kubisikkan: cuma mimpi, cuma mimpi
Dan kamu bukan sendiri: lima milyar pasang mata
Saat ini juga masih sedang bermimpi tentang dunia

No comments:

SAJAK JALAN PAGI BERSAMA

  Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...