Tuesday, September 10, 2019

KISAH PESANAN HOROR DI WARUNG KENARI (Edisi Khusus)

Suatu malam, Gungun mencari warung makan yang agak mahalan tarifnya karena mulai jemu dengan menu kombinasi nasi rames dan indomie selama hampir seminggu. Gungun masuk ke sebuah rumah makan yang biasanya ramai oleh pengunjung yang menyukai lotek dan gado-gado tetapi nampak sepi pada malam Jumat yang agak larut itu. Selain tiga pengunjung yang duduk di meja berpencar dan wajahnya tidak nampak dengan jelas, hanya ada seorang kasir bertubuh kurus dan tukang masak di dapur-terbuka nampak sibuk bekerja. Gungun pun memesan menu spesialnya: gado-gado.

Tunggu punya tunggu, pesanan tak kunjung tersaji walaupun sudah hampir tiga puluh menit Gungun duduk manis dan tabah. Perutnya mulai genit mendendangkan lagu dangdut pantura. Mengapa pengunjung begitu sepi di warung sebesar itu dan tukang masaknya nampak sibuk mengolah bahan tetapi pesanan tak kunjung tersaji? Jangan-jangan sosok-sosok manusia itu hanya jelmaan saja. Atau bahan yang diolah di dapur bukanlah kentang, wortel dan tauge, melainkan...tahu sendiri kan bahan-bahan menjijikkan yang dinampakkan sebagai makanan lezat oleh kekuatan sihir para jin di dalam cerita-cerita horor lainnya?

Dengan agak ciut berhubung belum sempat yasinan di malam Jumat itu Gungun memberanikan diri untuk bertanya kepada kasir yang duduk seolah tepekur dengan mata agak terpejam di hadapan kotak hitam kecil yang mirip batu berhala. Samar-samar tercium bau pesing dari toilet, bukannya bau kacang sangrai ataupun tumisan saus.

Karena was-was, dengan nada suara dibuat-buat agak memelas, Gungun akhirnya bertanya: Mbak, mbaaak, maaf, bukan saya bermental penjajah, tetapi koq pesanan saya belum datang juga ya?

Mbak itu mengangkat wajahnya dan dengan mata malas berkata lirih:

maaf masss, banyak pesanan on-line iniiii...

Thursday, August 22, 2019

INVESTIGASI


Apakah salah lampu merah
Hingga motor-motor mendengus marah
Apakah salah pejalan kaki
Hingga mobil-mobil ketus memaki
Apakah salah si abang koran
Hingga legam belum sampai setoran
Apakah salah pohon angsana itu
Dijangkiti poster masa pemilu
Apakah salah bahu pedestrian
Disulap jadi parkiran hotel restoran
Apakah salah tiang listrik
Di kakinya pup bleki menumpuk apik
Apakah salah tikus selokan
Bangkainya kering disablon aspal jalan
Apakah salahku terhadap kita
Hingga sendiri menyusur trotoar kota

[Jogja, Juli 2019]

SAJAK JALAN PAGI BERSAMA

  Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...