Sunday, March 22, 2009

DUDUK BERDUA DI RESTORAN


(foto: pribadi)

Begitu jauh dan sulitnya
Perjalanan untuk menemukanmu
Tersuruk dan terengah megap aku
Untuk mencapaimu nun di sana, di tepi meja

Percakapan hanya kesantunan yang gagap
Sedangkan sentuhan yang gugup
Tidak cukup mampu meyakinkanku bahwa aku
Dan kau memang tengah duduk bersama

Berapa hampir lagi aku sampai
padamu? Sungguh berliku dan menipu:
Piring dan sendok garpu, daftar menu
Dan bunga palsu, seperti bersepakat menyesatkanku

Sementara engkau kian tak terjangkau
Melipat tempat dan saat, melompat ke benua
Yang lain di utara, lalu meniti lengkung cahaya
Ke pelukan hantu pucat putih yang menenungkan lupa

Pandanganku berkunang, parasmu pupus membayang
Seolah cahaya lilin telah menghapus garis tepi pipi,
Lalu membaurkanmu ke udara yang berat. Aku tercekam
Pitam pada beri hitam keparat itu, yang mengedip genit

Tercengkeram manja, dalam belit erat jemari lentikmu

Tuesday, March 10, 2009

SYAIR PUJAAN BAGI SEEKOR CACING

dari semua mahluk yang ada

aku paling kagum kepada cacing

tubuhnya teramat sederhana

khusuk cuek terhadap sekeliling



anatominya minimal berkesan familiar dan praktis

tak punya tangan bercakar untuk merebut menjambak

tak punya gigi bertaring untuk menyeringai bengis

pun tak ada kaki bertaji untuk menginjak menyepak



ia tak punya gading atau cula yang runcing berkilat

tak punya tanduk kokoh untuk menyeruduk ngamuk

tak punya sengat tajam atau ekor yang menyabet sebat

ia bahkan tak punya tempurung perisai diri anti remuk



dan biarpun ia termasuk salah satu leluhur kita yang purba

dari udara senantiasa burung-burung jadi ancaman

di darat ia sering dimangsa ayam dan dicari manusia

sedang di dalam air diincar ikan-ikan



tetapi ia tetap melata perlahan lembut

gerakannya alangkah tenang anggun

membelah tanah menyusupi rerumput

berjuta tahun bekerja gemburkan kebun



ia tahu pasti dari lubang mana berasal

dan ke lubang mana mesti menuju

ia kenali rupa manusia setelah ajal

karena itu ia tak menderita minder malu



dari semua mahluk yang ada di dunia

aku paling kagum kepada cacing

tubuhnya teramat sederhana namun mulia

khusuk cuek namun bermanfaat bagi sekeliling

SAJAK JALAN PAGI BERSAMA

  Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...