PRACTICAL GUIDE ON HOW TO LOVE YOUR BELOVEDS MORE AND MORE FROM DAY TO DAY AND GETTING HAPPIER
Tataplah dengan lebih mesra
Mereka yang kau kasihi
Karena akan tiba masa
Kau ingin menatap mereka
Dengan jauh lebih mesra
Sedangkan mereka telah tiada
Sapalah dengan lebih hangat
Mereka yang kau kasihi
Karena akan tiba masa
Kau ingin menyapa mereka
Dengan jauh lebih hangat
Sedangkan mereka telah tiada
Dekaplah dengan lebih erat
Mereka yang kau kasihi
Karena akan tiba masa
Kau ingin mendekap mereka
Dengan jauh lebih erat
Sedangkan mereka telah tiada
Cintailah mereka yang kau kasihi
Dengan cinta yang lebih besar
Dari hari ke hari
Sebelum tiba masa
Cinta sebesar apapun
Seolah tiada berarti lagi
KUATRIN KEMBARA
Ah, di bawah langit yang lain ini
Bahkan angin dan bulan
Berbeda dingin serta bulatnya
Dengan angin bulan kotaku!
AFTERGLOW, 2
Selepas hempas nafsu
Selewat lesat hasrat itu
Masih adakah lagi yang bisa
Diharap tersisa
Tinggal sepenggal pegal di pinggul
Seleret lesi dan lesu, menyusul
Hembus nafas yang bisu
Dan tatap kuyu
Suaramu samar memanggil, terdengar janggal
Seolah pernah kukenal
Bahkan wajahmu pun kian maya
menghambur kabur dalam udara
Tak terusut
Di pelupukku yang susut
Perlahan tenggelam, membuta
Diliput kabut gulita
Jalas, aku tak mungkin berharap
Engkau akan masih tetap
Berbelas dengan gelas kopi di tangan
Kelak, jika aku memilih bangun
PERCAKAPAN SEPELE
Permisi, Tuan
Hari apakah kini
Kamis
Anda yakin?
Hmm, sebenarnya tidak juga
Tergantung dari hari yang mana
Anda sebut sebagai Senin
Ah, ya!
Terima kasih
Telah mengingatkan saya
SEORANG TUA DI MALAM TAHUN BARU
Tubuhku menambun, rambutku beruban
Mataku rabun, geligi belulangku rapuh
Di luar sana, parade tahun baru riuh bersahutan
Tak kuasa lelap, tiada guna mengeluh
Anak mantu cucu nanti pulang jelang pagi
Di sebelah, hidangan dan susu tak tersentuh
Berapa puluh purnama berulang lagi
Hidup ini harus kutempuh?
MALAM SEBELUM PERPISAHAN
Tiga belas gelas kesedihan yang murni
Telah tandas kuteguk, namun tak juga mabuk
Esok pagi tujuh lautan akan memisahkan kami
Tak ingin kukehilangan wajahnya, biar sejenguk
NYANYIAN BERPUAS HATI
Telah sempat kukecap segala lezat nikmat yang mungkin
Dan kini, terhadap dunia yang ini, kehilangan ingin
Secuilpun tak memberi puas, kutinggal bagai ampas
Biarlah tersisa bagi mereka yang terus merasa miskin
Kupilih buku sajak lalu membaca hingga terlelap pulas
Di bawah guguran bunga Flamboyan yang makin menderas
Malam aku terbangun, purnama telah sempurna
.....yang hadir mengisi di antara dua kesunyian--kelahiran dan kematian..... (An Indonesian poems corner ; the poet : Hendragunawan)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
SAJAK JALAN PAGI BERSAMA
Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...
-
STOPPING BY WOODS ON A SNOWY EVENING Whose woods these are I think I know. His house is in the village though; He will not see me stopping h...
-
PEREMPUAN 1. Beri aku cermin kaca yang rata tak retak atau telaga bening yang tenang airnya atau genangan embun di telapak tangan bunga...
No comments:
Post a Comment