Saturday, November 11, 2006

SAJAK-SAJAK TERBARU

PRACTICAL GUIDE ON HOW TO LOVE YOUR BELOVEDS MORE AND MORE FROM DAY TO DAY AND GETTING HAPPIER

Tataplah dengan lebih mesra
Mereka yang kau kasihi
Karena akan tiba masa
Kau ingin menatap mereka
Dengan jauh lebih mesra
Sedangkan mereka telah tiada

Sapalah dengan lebih hangat
Mereka yang kau kasihi
Karena akan tiba masa
Kau ingin menyapa mereka
Dengan jauh lebih hangat
Sedangkan mereka telah tiada

Dekaplah dengan lebih erat
Mereka yang kau kasihi
Karena akan tiba masa
Kau ingin mendekap mereka
Dengan jauh lebih erat
Sedangkan mereka telah tiada

Cintailah mereka yang kau kasihi
Dengan cinta yang lebih besar
Dari hari ke hari
Sebelum tiba masa
Cinta sebesar apapun
Seolah tiada berarti lagi


KUATRIN KEMBARA

Ah, di bawah langit yang lain ini
Bahkan angin dan bulan
Berbeda dingin serta bulatnya
Dengan angin bulan kotaku!


AFTERGLOW, 2

Selepas hempas nafsu
Selewat lesat hasrat itu
Masih adakah lagi yang bisa
Diharap tersisa

Tinggal sepenggal pegal di pinggul
Seleret lesi dan lesu, menyusul
Hembus nafas yang bisu
Dan tatap kuyu

Suaramu samar memanggil, terdengar janggal
Seolah pernah kukenal
Bahkan wajahmu pun kian maya
menghambur kabur dalam udara

Tak terusut
Di pelupukku yang susut
Perlahan tenggelam, membuta
Diliput kabut gulita

Jalas, aku tak mungkin berharap
Engkau akan masih tetap
Berbelas dengan gelas kopi di tangan
Kelak, jika aku memilih bangun


PERCAKAPAN SEPELE

Permisi, Tuan
Hari apakah kini

Kamis

Anda yakin?

Hmm, sebenarnya tidak juga
Tergantung dari hari yang mana
Anda sebut sebagai Senin

Ah, ya!
Terima kasih
Telah mengingatkan saya


SEORANG TUA DI MALAM TAHUN BARU

Tubuhku menambun, rambutku beruban
Mataku rabun, geligi belulangku rapuh
Di luar sana, parade tahun baru riuh bersahutan
Tak kuasa lelap, tiada guna mengeluh

Anak mantu cucu nanti pulang jelang pagi
Di sebelah, hidangan dan susu tak tersentuh
Berapa puluh purnama berulang lagi
Hidup ini harus kutempuh?


MALAM SEBELUM PERPISAHAN

Tiga belas gelas kesedihan yang murni
Telah tandas kuteguk, namun tak juga mabuk
Esok pagi tujuh lautan akan memisahkan kami
Tak ingin kukehilangan wajahnya, biar sejenguk


NYANYIAN BERPUAS HATI

Telah sempat kukecap segala lezat nikmat yang mungkin
Dan kini, terhadap dunia yang ini, kehilangan ingin
Secuilpun tak memberi puas, kutinggal bagai ampas
Biarlah tersisa bagi mereka yang terus merasa miskin
Kupilih buku sajak lalu membaca hingga terlelap pulas
Di bawah guguran bunga Flamboyan yang makin menderas

Malam aku terbangun, purnama telah sempurna

No comments:

SAJAK JALAN PAGI BERSAMA

  Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...