(Tanka, adalah bentuk sajak klasik Jepang yang lebih tua dari haiku. Dalam bahasa non-Jepang, ia selalu ditulis dalam lima larik)
1.
Keras serak spiker mesjid
letusan petasan, dan raung knalpot
membumbui langit malam ;
dengan mesra munajat lirih kupilih
sembunyi ngungsi di sudut sunyi hati.
2.
Di jendela angkot:
kota lekang oleh terik, mengerang
sehembus angin menerpa
helaian rambut dara lembut tergerai
meruap harum lebat hutan cendana
3.
Gelak pelawak, berisik musik
dan jerit penjaja
menyesaki ruang tengah;
kupilih: membaca surat-suratmu,
bercakap bersedap mesra denganmu.
4.
Bus kota mendenguskan ketus
kepulan asap debu
akupun terhuyung di trotoar—
semoga saja tak terhapus dari dada
jejak harum kala tadi ia bersandar!
5.
Di pintu keluar mesjid
sekelar tarawih,
lelaki terhenti sebentar;
pandang beredar: masihkah ada
selop putih bertali bunga?
::
Hg::
::
.....yang hadir mengisi di antara dua kesunyian--kelahiran dan kematian..... (An Indonesian poems corner ; the poet : Hendragunawan)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Materi promosi
DURIAN PROFESSOR ingin mudah Menikmati durian bermutu global? Dagingnya tebal, kering dan cerah Manis dan harum tak kalah Ingin durian Sian...

-
STOPPING BY WOODS ON A SNOWY EVENING Whose woods these are I think I know. His house is in the village though; He will not see me stopping h...
-
ODE KEPADA POHON FLAMBOYAN Pohon flamboyan di tepi sungai coklat di bawah jembatan itu tak henti-hentinya kupuja. Ketika musim hujan deras ...
No comments:
Post a Comment