Tuesday, June 07, 2011

SAJAK-SAJAK

3 SAJAK TENTANG POHON

1. Ketabahan

ketika seekor ulat datang melata
lalu mulai menggerogoti sehelai daunnya,
pohon itu tidak pernah berniat
menggoyang-goyangkan rantingnya
untuk mengusir jatuh ulat itu.

hingga sehelai daun itu tinggal
urat-uratnya saja, dan puluhan, bahkan
mungkin ratusan, ulat lain berdatangan
dan rakus melahap seluruh helai dedaunnya,
pohon itu tetap bergeming,

tidak juga ia meronta, merentangkan
cabang, dahan dan rantingnya
kemudian menggetarkan mereka agar ulat-
ulat itu terlontar atau luruh bergeleparan
lalu mati kelaparan.

ia tetap percaya matahari
yang tidak buta itu masih akan
mengirimkan angin dan hujan
selepas musim yang aneh ini walaupun langit
kadang biru kadang kelabu tingkahnya

bahkan ketika pohon itu tinggal rangka sekali-
pun, ia tetap sopan tak memohon-mohon
matahari untuk mendandani dirinya kembali,
memulihkannya sebagai semula
sesegar dan sesegera mungkin

(sosoknya
yang agak membungkuk itu
memang mengingatkanku
akan ayub,
si tua yang ajaib setianya itu).


2. Kerelaan

pohon hijau menjulang indah berkilau
beraneka hijaunya, bersusun megah
tegak di tengah sawah tak terhirau
memberi dahan bagi burung kepompong
merelakan akar bagi semut bersarang

dedaunnya yang tua betapa kelam menelan
menawar terik dengan rimbun teduh
dan memberi naungan bagi rumput perdu,
dedaunnya yang muda lincah menyergap
cerah cahaya, terang gemilang di bawah surya

sedangkan dedaunnya yang telah gugur
bertebar sabar pada dada persada
rela terurai sebagai mulanya
coklat tembaga mereka berwarna
senada tanah yang akan mencerna

pohon hijau, pohon yang hijau
tegak di tengah sawah tak terhirau
setia ia memberikan diri meskipun ujung jalan
yang baru dibuka telah nampak di sana,
menganga, sedia memangsanya


3. Cinta Rahasia

Aku rasa aku telah jatuh cinta
Kepada sebatang pohon itu
Tumbuh di tengah petak sawah
Yang tersisa di dekat pemukiman
Lebih ramping, kukuh dan sepi ia
Daripada seorang gadis penyendiri

Sebatang pohon yang sederhana
Bahkan dengan mudah dapat digambar ditiru
Oleh kanak sekolah rendah kelas satu
Namun juga betapa indah dan anggun ia:
Sebatang pohon yang sungguh-sungguh tampak
Sebagaimana layaknya sebatang pohon harus tampak

Setiap melalui jalan kampung
Kusempatkan menoleh menatapnya
Penuh kagum dan terpesona
Ia pasti juga selalu
Menanti saat aku lalu dan berpaling
Atau sekedar mengerling kepadanya

Kini petak sawah telah terjual
Dan tengah dimatangkan
Dikeringkan dan ditimbun
Untuk pembangunan rumah
Semoga ia tidak ditumbangkan
Oleh sang pemilik baru

Aku tentu akan sangat kehilangan
Jika kembali melalui jalan
Di mana kami dahulu sering
Saling mengerling dan memandang
Meski tak pernah bertegur sapa
Bertukar kata

(2011)


KUATRIN HAIKU

Seharian harus berdiri mengawasi
parfum mewah seharga tiga bulan gaji,
gadis penjaga toko yang belia itu-
pun, larut dalam lamunan sendu

(2011)


TIGA HAIKU

#
digunting tadi pagi
sebatang ranting kemuning
kian lemah hijaunya kini

#
berhenti di tepi jalan
-tak ada apa, tanpa kenapa-
hanya menghirup wangi akasia

#
alangkah bersih indah kamarku
sampahnya beralih pindah
hingga sampai di tengah samudera

(2011)

No comments:

SAJAK JALAN PAGI BERSAMA

  Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...