Bukan emas, bunga
Atau unggas dan asap dupa
Yang mengawal doa
Senyap ini
Tetapi daging tubuh
Yang tersaring jadi darah
Darah yang tersuling
Jadi air mata
Air mata yang berderai
Lantas terburai jadi cahaya
Dalam cemerlang tajam
TatapanMu
Hanya air mata, sembab menghantar
Harap merayapi pelataran
Altar sembah. Terimalah ia
SeadaMu
(2011)
.....yang hadir mengisi di antara dua kesunyian--kelahiran dan kematian..... (An Indonesian poems corner ; the poet : Hendragunawan)
Friday, June 03, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
SAJAK JALAN PAGI BERSAMA
Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...
-
STOPPING BY WOODS ON A SNOWY EVENING Whose woods these are I think I know. His house is in the village though; He will not see me stopping h...
-
PEREMPUAN 1. Beri aku cermin kaca yang rata tak retak atau telaga bening yang tenang airnya atau genangan embun di telapak tangan bunga...
No comments:
Post a Comment