1.
Kawanan kerbau hutan
Berlarian dihalau setan:
Perempatan jalan metropolitan
2.
Terang terik mentari kemarau
Telapak sepatu memberat
Rekat di aspal jalan
3.
Alir air menyentuh batu
Di kolam resor, di selokan kotor
Sama merdu
4.
Semasa masih terang
Menampak mata, tapak kaki
mampu mencapai
5.
Kutu-kutu, silakan mana suka
Aku atau buku-bukuku
Di dipan sempit ini
6.
Langit bulan Mei berkilauan membuka
-irama hujan, harum tanah
dan sejuk hawa: sampai jumpa!
7.
Buku saku baru ini
Ternyata penuh berisi haiku
Penaku mengikuti saja
8.
Rumah tua
Tak dijual tak dihuni
Apa salahnya?
9.
Tokek dan cecak
Yang satu mengaku
Satu takjub
10.
Sepedaku tua
Dibeli tangan kedua
Meski karatan, masih setia
11.
Tak ada angin lagi
Layangan mengawang
Makin tinggi saja
12.
Jendela tua
Bunga baru mekar
Di dahan yang dahulu
13.
Termangu di jendela
Bocah menunggu
Ayah ibu pulang kerja
14.
Belum terik siang
Bocah sudah merajuk: patua,
Lamanya mamaku pulang
(catatan>pa tua: papa tua, paman kakak dari ibu)
15.
Pagi hari libur
Kenapa juga klakson
Tetap sengit nyaringnya?
16.
Di hari libur terjepit
Rumah sehat tutup
Tahan dulu sakit
17.
Sekian lama berkuasa
Makin samar: mana negara mana saya
Serasa sama saja kini
(2011)
.....yang hadir mengisi di antara dua kesunyian--kelahiran dan kematian..... (An Indonesian poems corner ; the poet : Hendragunawan)
Sunday, May 15, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
SAJAK JALAN PAGI BERSAMA
Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...
-
STOPPING BY WOODS ON A SNOWY EVENING Whose woods these are I think I know. His house is in the village though; He will not see me stopping h...
-
PEREMPUAN 1. Beri aku cermin kaca yang rata tak retak atau telaga bening yang tenang airnya atau genangan embun di telapak tangan bunga...
No comments:
Post a Comment