Bertahun-tahun
Betah aku membonsai
Diri sendiri
Kutolak tawaran
Meninggalkan malaikat
Terpaku di batas tertinggi
Kupilih derajat
Lebih rendah dari ternak
Lebih bebal dari batu
Yang ilusi dianggap hakiki
Yang sejati dicemooh
Dipandang cuma bayang fantasi
Yang remeh-temeh
Didekap segenap hati
Yang berharga dibengkalaikan
Kalaupun perlu tuhan
Atau semacam sesembahan
Bayanganku cukup membantu
Bila sedih dan sepi
Kuhibur diriku
Dengan filsafat humanisme
Ataupun puisi paling murung
Untuk membenarkan
Kecenderungan diri
Nyaman aku berkubang
Di tengah genangan
Kotoran sendiri
Mari, temanilah aku
Menikmati hari ini
Sebelum mati
.....yang hadir mengisi di antara dua kesunyian--kelahiran dan kematian..... (An Indonesian poems corner ; the poet : Hendragunawan)
Tuesday, August 14, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
SAJAK JALAN PAGI BERSAMA
Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...
-
STOPPING BY WOODS ON A SNOWY EVENING Whose woods these are I think I know. His house is in the village though; He will not see me stopping h...
-
PEREMPUAN 1. Beri aku cermin kaca yang rata tak retak atau telaga bening yang tenang airnya atau genangan embun di telapak tangan bunga...
No comments:
Post a Comment