Tuesday, August 14, 2007

NARSISI

Bertahun-tahun
Betah aku membonsai
Diri sendiri

Kutolak tawaran
Meninggalkan malaikat
Terpaku di batas tertinggi

Kupilih derajat
Lebih rendah dari ternak
Lebih bebal dari batu

Yang ilusi dianggap hakiki
Yang sejati dicemooh
Dipandang cuma bayang fantasi

Yang remeh-temeh
Didekap segenap hati
Yang berharga dibengkalaikan

Kalaupun perlu tuhan
Atau semacam sesembahan
Bayanganku cukup membantu

Bila sedih dan sepi
Kuhibur diriku
Dengan filsafat humanisme

Ataupun puisi paling murung
Untuk membenarkan
Kecenderungan diri

Nyaman aku berkubang
Di tengah genangan
Kotoran sendiri

Mari, temanilah aku
Menikmati hari ini
Sebelum mati

No comments:

SAJAK JALAN PAGI BERSAMA

  Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...