Tuesday, August 14, 2007

KOTA SETENGAH TUJUH

Lihatlah
Kota yang semalam
Berdosa besar
Di pagi ini
Lihai benar
Berdusta
Dengan wajah bayi

Di pasar lama
Yang lebih perkasa
Dari sekian walikota
Riuh telah meriah
Sejak sebelum luruh
Embun terakhir
Meskipun sekarang
Agak mereda
Derumnya

Nenek tua
Dengan jualan seadanya
Bisa ngaso sebentar
Ngisap rokok
Dengan mok kopi besar
Sisa setengah terisi
Sementara pak haji
Setelah subuh dan mengaji
Kini menunggu dagangan
Sembari tasbih
Terus berputar di tangan
Parasnya masih berbekaskan
Jejak pijar fajar

Polisi memulai aksi
Di simpang yang semrawut
Dengan harapan sederhana
Semoga pungli hari ini
Lebih baik dari kemarin
Mencoba berdiri tegap ia
Dalam sikap sempurna
Setelah sibuk
Menaikkan ikat pinggang
Membetulkan posisi sarung pistol
Tergantung miring
Berisi handuk muka

Di tepi jalan itu
Anak sekolah
Dengan wangi sampo
Mengepul dari rambut kepang
Gelisah menunggu angkutan
Henpon berkerlip genit
Di genggaman segar jemari lentik
Dan seorang pekerja muda
Tersenyum profesional
Sigap penuh energi
Dalam setelan tersetrika rapi

Koran telah tiba
Tuhan
Semoga hari ini
Tak ada korban bencana

No comments:

SAJAK JALAN PAGI BERSAMA

  Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...