MADAH HUJAN PERTAMA
selamat datang, hujan yang manis!
gempita nyanyianmu memeriahkan halaman rumahku petang ini,
engkau mengairi sumur dan sawah, mengaliri selokan dan saluran,
mengisi danau dan bendungan, memenuhi lembah dan padang
engkau mengilapkan atap-atap rumah dan pucuk-pucuk daun
hingga kembali cerlangnya, membersihkan bumi dari debu kotoran,
menjernihkan langit dari keruh karat, dan membasuh jiwa-jiwa
dari kusam dan noda
selamat datang, hujan yang jelita!
lubang-lubang perigi di kerak bumi bergerak membesar,
mulut-mulut bunga membuka, dan liang-liang pori di kulitku pun melebar
menyambut harum dinginmu yang lembut dan sejuk
setelah sekian lama haus dan hangus dibakar bara kemarau
kini lihatlah: hewan dan serangga, pohonan dan bunga-bunga,
saling merapat dan mengesekgesekkan badan mereka penuh sukacita
sementara para suami menggeser tubuhnya
lalu meraba dan menindih para istri dengan bahagia
semuanya mabuk oleh kemesraan sabdamu
selamat datang, hujan yang juwita!
seperti rusa gurun aku surup menyambut datangmu
menari berputar memekik dan bertempik
aku bahkan ingin menghambur ke jalanan dengan telanjang
membiarkan jari-jari kecilmu mencubiti sekujur tubuh
selamat datang utusan setia dari sang pencipta!
ternyata Ia belum berputus asa dari manusia! sebarkan berita baik ini!
tebarkan kabar suka cita ini! ke timur dan barat, ke selatan dan utara!
biar setiap rumput meliukliuk riang!
biar setiap kerikil terguncang dan bergelindingan gembira!
HAIKU DESEMBER 2003
langit kelam kelabu
namun hujan yang jatuh satu-satu
menenangkan geliat debu
LAGU MUSIM SEMI
nafas Tuhan menghembus dalam hutan hujan jatuh
berlarian tujuh hantu gigil mengaduh memanggil teduh
daun-daun di dahan pun terbangun dari jauh tidur kemarau
di hujung tahun huyung bertahan kini mereka semarak berkilau
DINGIN HUJAN ANGIN
Dingin yang menderu tiba
Di manakah sarang asalnya
Di lubuk hatimu yang terkuak luka
Atau dari nafasku menghembus hampa
Hujan yang turun pertama
Dari manakah gerangan datangnya
Dari hatimu yang diracun duka
Atau dari mataku dirabun damba
Dan angin yang menderu swaranya
Ke manakah ingin menuju ia
Ke kotamu melintasi laut utara
Atau hanya berpusing dalam dada!
KEMARAU PANJANG
hujan turun malam-malam
ketika mata-mata pejam
dan semua telinga redam
bukan untuk para raja atau kawula
tetapi bagi sehelai rumput kering merana
yang mulut kecilnya tak putus terus mendoa
ya, hujan turun kala malam telah larut
dan insanpun terselamatkan dari jaring maut
bukan oleh malaikat, melainkan sehelai rumput
.....yang hadir mengisi di antara dua kesunyian--kelahiran dan kematian..... (An Indonesian poems corner ; the poet : Hendragunawan)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
SAJAK JALAN PAGI BERSAMA
Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...
-
STOPPING BY WOODS ON A SNOWY EVENING Whose woods these are I think I know. His house is in the village though; He will not see me stopping h...
-
PEREMPUAN 1. Beri aku cermin kaca yang rata tak retak atau telaga bening yang tenang airnya atau genangan embun di telapak tangan bunga...
No comments:
Post a Comment