THE BALLAD OF JOHN DOE
Kelam kalbu kalut akal
Keluyuran ia dengan niat nakal
Bir murahan di tangan masih dingin
Kretek di bibir padam diusik angin
Di simpang empat ia berhenti
Merah lampu macet tak berganti
Sambil mengumpat ia putuskan jalan
Berharap sial biar mampus sekalian
Namun maut pun memalingkan muka
Merasalah ia mahluk paling celaka
Di seberang jalan geram meludah
Berang hatinya si haram jadah
Tak sekali itu berhasrat mati
Tetapi malang, berulang terlewat lagi
Maka sempoyongan ia terus melangkah
Meski hingga belulang lelah lungkrah
Tujuh tahun lalu diusir dari panti
Kerap kedapatan nyuri dana donasi
Sekarang ia hidup hanya sendirian
Masak buat mampus mesti ikut antrian
Tibalah ia di depan bar langganan
Pintu putar tertutup dengan pengumuman:
“Sorry, we're closed for christmas day
The lord took our woman away.”
BULAN BARU
Dari balik kelambu langit kelam biru
Yang bersulam awan putih kelabu
Sekilas kilau samar membayang ragu
Dari punggung pualam bulan yang baru
Pohonan senyap tak lagi berbual lagu
Punguk di dahan randu diam termangu
Beribu tahun bertahan dalam tunggu
Telah lelah bisu ia ditikam rindu
SISA BINTANG
Berguguran jatuh sisa bintang
Bergayut di pucuk batang lalang
Mama, di mana terserak mimpi kemarin hari
Yang pernah engkau lipat rapi di rak almari
Sisa bintang jatuh berguguran
Berayun bertahan di daun dahan
Helai almanak telah berganti lagi
Anak ini masih termangu menanti pagi
BUNGA DAN KUMBANG
Sebatang bunga rumput
Tumbuh menjulang rekah
Kelopaknya membuka perlahan
Menadah curah cerah cahaya
Adakah asalmu dari acak kekacauan
Dan kelak musnahmu tanpa tujuan
Ah, betapa mengerikan hadirmu di situ
Jika memang sungguh begitu
Seekor kumbang mendengung
Terbang beredar mengitari
Sayap-sayapnya bergetar
Disepuh kilau matahari
Adakah asalmu dari acak kekacauan
Dan kelak musnahmu tanpa tujuan
.....yang hadir mengisi di antara dua kesunyian--kelahiran dan kematian..... (An Indonesian poems corner ; the poet : Hendragunawan)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
SAJAK JALAN PAGI BERSAMA
Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...
-
STOPPING BY WOODS ON A SNOWY EVENING Whose woods these are I think I know. His house is in the village though; He will not see me stopping h...
-
PEREMPUAN 1. Beri aku cermin kaca yang rata tak retak atau telaga bening yang tenang airnya atau genangan embun di telapak tangan bunga...
No comments:
Post a Comment