Saturday, July 18, 2009

MENGENANG KEMBALI: TEROR (Dari Arsip Sajak Lama)

DI LEGIAN

Dua ratus mulut
tak mampu lagi mengucap rayu
empat ratus mata
tak sanggup lagi bersitatap sayu
delapan ratus tangan-kaki
tak kuasa lagi melantai menari
dan dua ribu jemari
tak bisa lagi saling jalin dan belai.

sejak mereka tercerai berai
setelah dua ledakan saja
meluluhlantakkan malam pesta.


SURAT TERBUKA KEPADA TERORIS

engkau yang aman tersembunyi
engkau yang menekan tombol kendali
perang apakah yang coba kau jalarkan kemari?
surga macam apakah yang kau kejar dan cari?

bahkan Sang Nabi Panglima Agung
melarang mematahkan dahan menggantung
sementara engkau yang menjeritkan kesucian
bagai kerasukan menghambur kutuk ke kerumunan

perang siapakah? sucikah ia?
siapa yang memaklumkan dan menasbihkannya?
sehaus darah itukah sangkamu ia yang kau sembah?
alangkah sepinya surga kau huni sendiri

engkau yang aman tersembunyi
engkau yang menekan tombol kendali
kebaikan yang engkau dalihkan
akankah lahir dari laku penghancuran?

Tuhan Yang Mahamemelihara
menjaga dunia dari aniaya binasa
tetapi senyummu yang ramah namun aneh
menujumkan rumah runtuh dan tubuh leleh


DOA KEKASIH SETIAP PAGI
-uci dan muhary, peledakan KFC Makassar

semoga tak ada kekasih lain
yang melambai untuk merebutmu
di setiap kelokan jalan

dan semoga tak ada bom waktu lain
yang mengintai untuk meleburkanmu
di setiap tujuan

No comments:

SAJAK JALAN PAGI BERSAMA

  Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...