Saturday, July 30, 2011

DELAPAN PATAH KATA

kian jingga paras kota di jendela
teh panas warna tembaga di meja
dan dengan suara bariton
pria itu perlahan membaca buson

selarik haiku, selirih nyanyi:
"senja musim semi;
menyalakan lilin
dengan lilin lain"

keduanya sejenak larut terdiam
sementara senja turun temaram
setelahnya hembusan nafas lega
turut diiringi gelengan kepala

betapa, delapan patah kata
begitu sarat dengan pesona
seperti kelebat sabetan kuas
cukup melukis belantara luas

dan dalam di lubuk kalbu
lelaki itu bersyukur syahdu
atas jalan nasib dipilihnya
atas jalan lain ditolaknya

yang telah dapat memberi
kenikmatan yang tak terperi
menyelami mengalami pesona
dari hanya delapan patah kata

::
Hg::
::

No comments:

SAJAK JALAN PAGI BERSAMA

  Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...