KUATRIN CINTA REMAJA, 2
Setengah bulan menjenguk dari bingkai jendela
Namun cahayanyapun telah cukup menerangi
Sudah berbulan, surat balasanmu tak kunjung tiba
Biarkanlah, agar harapanku beralasan untuk menanti
HAIKU TERBANGUN TIDUR
Terjaga segera dari tidur:
Belum bekerja cukup keras,
Ku tak berhak atas lelap
(2009)
TAMU HUJAN
Bu, ibu, ada hujan
Turun bertamu
Lihat, ibu
Di teras mereka jatuh, memanggiliku
Terpantul dan jumpalitan
Menggigil ingin mencapai ambang
Dan menginjakkan kaki-kaki mungil
Di keset kita yang baru
Ibu, biarkan ibu
Jangan ditutupkan pintu
Mau mengeringkan mungkin
Tapak mereka yang basah dingin
Kasihan, ibu, sudah jatuh ke mari
Datangnya dari jauh tinggi
Biar kutemani, ibu
Bermain seharian
(2009)
SYAIR MUSIM KAWIN
Semasih masa beralih musim
Marilah kekasih, segera raih mesra
Hati yang lelah telah inginkan mukim
Semoga engkau seperti ‘ku sama merasa
Telah teraba rabu oleh dingin dari selatan
Telah terebah daun dari rantingnya kemboja
Bersegera mereguk segar anggur perhelatan
Sebelum mulut kelu mengulum getir tembaga
(2009)
PEPUJIAN
1.
Engkaulah dermaga tempatku bertolak
Dan juga labuhan tujuanku
Engkaulah landasan bagi keyakinanku
Dan juga alasan untuk keraguanku
Engkaulah musim panas
Yang semarak menghiasiku
Dengan busana aneka warna
Dan musim semi yang akan
Menelanjangi rantingku
Hingga tinggal rangka
2.
Adakah itu cinta
yang terlalu meminta
Ataukah maut
yang begitu menuntut
Tetapi bila hanya
dengan melalui gerbang maut
Dapat kutuntaskan
dendam damba bagi cintaku
Maka lunas setaralah pula
segala sakit perihnya
3.
Pada akhirnya
Harta paling berharga
Hanya namamu
Bertahta di hati
(2009)
MEDITASI HARI RAYA KURBAN
Kurban telah rebah dan disempurnakan
Semoga telah kusembelih pula
Ikatan tali kepemilikan yang membelit hati
Semoga telah kuputuskan pula
Pikatan hasrat yang membelukari jiwa
Semoga telah kusembahkan pula
Ilusi keakuan yang menabiri ruh
Semoga tiba di haribaan-Mu
Amin
(2009)
MEDITASI SEMBAHYANG
Bila meski hanya senoktah iman
Akan menyelamatkan insan dari siksa abadi,
Setitik keangkuhan akan menjauhkan
Seorang hamba dari gerbang surga
(Apatah lagi untuk berjumpa
Dengan yang empunya!)
Maka lindungi hamba
Di dalam sembah ini
Dari takjub dan ujub
Akan diri sendiri
(Menatap ataupun ditatap,
Sudah sepatutnya aku lenyap!)
(2009)
.....yang hadir mengisi di antara dua kesunyian--kelahiran dan kematian..... (An Indonesian poems corner ; the poet : Hendragunawan)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
SAJAK JALAN PAGI BERSAMA
Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...
-
STOPPING BY WOODS ON A SNOWY EVENING Whose woods these are I think I know. His house is in the village though; He will not see me stopping h...
-
PEREMPUAN 1. Beri aku cermin kaca yang rata tak retak atau telaga bening yang tenang airnya atau genangan embun di telapak tangan bunga...
No comments:
Post a Comment