Monday, January 02, 2012

Proyek 1000 Haiku, Januari 2012

::
menanti sang idaman
si abang ojek cuek
akan lain penumpang

(0244/2012)
*
meskipun jalan lengang
ambulans terus laju
melengkingkan duka

(0243/2012)
*
“bulan itu ungu”
akupun mengangguk
kepada kasihku

(0242/2012)
*
makan ganggang;
akankah mujur nasib mujair
terlahir lagi jadi kadal?

(0241/2012)
*
menanak nasi
di depan barak tenda
buruh konstruksi

(0240/2012)
*
dangdut kawinan
turut bergoyang, kelap-kelip
pelita kaleng penjaja kacang

(0239/2012)
*
gerimis kecil
redalah debu jalan
cerah pula, bunga soka

(0238/2012)
*
pukul tiga malam
biru jingga keliran petir
nyaris tanpa penonton

(0237/2012)
*
malam gerimis
riuh suara jangkrik
menidurkanku

(0237/2012)
*
meliuk runduk
pohon tepi sungai
meraup sejuk

(0236/2012)
*
dinding kertasnya;
batas hakiki hanya
percaya, hormat

(0235/2012)
*
terbirit ciut nyeberangi jalan:
anjing, kucing, tikus
dan juga saya

(0234/2012)
*
merapikan rambut
yang dipermainkan angin
nenek di tepi jalan

(0233/2012)
*
sayup dan basah
di kejauhan pagi mendung
lengking penjaja ikan

(0232/2012)
*
hamparan sawah usai panen
seekor bangau
membasuh kakinya

(0231/2012)
*
jelang hujan:
siapa yang tahu berapa kelopak cempaka
akan terhempas ke tanah?

(0230/2012)
*
merebut celah ruang
bus pun melayang menembus
jelaga kabut karbon

(0229/2012)
*
depan pintu rumah
membersihkan kaki-kakinya
si lalat di keset

(0228/2011)
*
menderas banjir
daun nyangkut ikut
terangkut ke laut

(0229/2011)
*
berpupur dingin
perempuan penjaja asongan
di perempatan jalan

(0228/2011)
*
hitam lunak
tanah mimpi--diselipkan
malam: benih pagi

(0227/2012)
*
kelam dingin;
makin gemerlap kelap-
kelip lelampu kota

(0226/2012)
*
tak mau takluk,
tetap siap menangkis:
belalang remuk

(0225/2012)
*

No comments:

SAJAK JALAN PAGI BERSAMA

  Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...