::
bulan, O, bulan
jangan dulu, janganlah
berlalu pergi
(0224/2011)
*
tak datang bulan
si dara di beranda
merenda sepi
(0223/2011)
*
candra purnama
bunga wangi membuka
seputih doa
(0222/2011)
*
terang purnama
si penjual martabak
menanti lingsir
(0221/2011)
*
jangan diciduk—
mengandung bulan
air tempayan
(0220/2011)
*
baju lembab oleh kabut
lebih lekat ia memeluk
mencari hangat
(0219/2011)
*
terlalu larut bermimpi—
rumput liar juga
panjangnya bertepi
(0218/2011)
*
niat baik ditampik—
biarkan rimbun bunga
sembunyikan gembur tanahnya
(0217/2011)
*
harapan ditertawai—
ku sandarkan lesu
di bawah rindang pohon
(0216/2011)
*
perjalanan berliku mendaki—
sendiri saja,
beban pun ringan
(0215/2011)
*
perjalanan nan panjang—
semoga dapat menatap wajahmu,
kembali padamu
(0214/2011)
*
catatan: no. 0213-0186 sedang dalam proses editorial penerbitan sehingga belum dapat diumumkan
*
kicau yang berbeda;
angin, pada dahan lain mana kini
burung kemarin hinggap memainkan nada?
(0185/2011)
*
memetik sebiji jambu
turut berluruhan: bulir-bulir
sisa embun
(0184/2011)
*
paras dwi-matra
tanganku tak kuasa
mengenangmu
(0183/2011)
*
matamata kita
bersitatap melintas ruang;
mauku kautau
(0182/2011)
*
bulan sabit
berkilauan punggung ikan
di kelam kolam
(0181/2011)
*
bulan sabit
tumpukan padi
habis panen
(0180/2011)
*
dangdut mendayu
berapa lagu lagi didendangkan
bertaut bebulu mata?
(0179/2011)
*
bilah-bilah bintang
membelahi bulan merah
berkilatan gelombang
(0178/2011)
*
tanpa benar-salah...
semut-semut menghambur dari liang
merubungi cecak buntung
(0177/2011)
*
ranting telanjang
tanpa dedaun dan bunga
namun berbuahkan bulan
(0176/2011)
*
belukar kabut pagi
pada setangkup roti bakar saya
terperangkap kuning surya
(0175/2011)
*
bunga disunting
sisa bintang turut terhambur
dalam luruhan embun
(0174/2011)
*
pohon tumbang melintang
akarnya kiri dikebiri selokan
kanan disunat galian
(0173/2011)
*
riang pasar sore
dangdut dan shalawat
sahut-menyahut
(0172/2011)
*
berpose sopan dengan
mahkota cahaya para santo:
politikus hedon
(0171/2011)
*
sosok tubuhmu
rimbun rumpun bambu
berdesik dalam angin
(0170/2011)
*
sembari mengendarai motor
perempuan itu merapikan
tepi kerudungnya
(0169/2011)
*
genangan air di mana-mana:
sampeyan sudah sampai di Venesia,
dengan sampan dan pengamen
(0168/2011)
*
bibir tipis mengerucut
hidung runcing menjulang: pengemis tua
meludahi hari sepi
(0167/2011)
*
perempuan tertidur pulas
bersandar pada bahu kursi dekat jendela;
purnama menyepuh wajahnya
(0166/2011)
*
bulan purnama
katak di tepi sumur dangkal
mengerjapkan matanya
(0165/2011)
*
sinar terakhir surya
sebelum terbenam, pamit menimpa
rimbun soka
(0164/2011)
*
bakal berudu dalam cerek,
lima bangkai lalat di dasar mangkuk:
tangguh perut rakyat cilik
(0163/2011)
*
hutan nipah menjulang sepi
sepanjang tepi sungai mengalir kelam
sang dara mencari saudaranya
(0162/2011)
*
pantai tujuh kilo ke utara—
parfum beraroma laut disemburkannya
mendeburkan debar dada
(0161/2011)
*
arus dari arah pulaumu
singgahkah ia lebih dulu, mengelus
betis dan telapakmu?
(0160/2011)
*
lampu padam
sejenak napas pun
tertahan
(0159/2011)
*
listrik padam—
tuk temukan lampu darurat,
sibuk mencari korek api
(0158/2011)
*
lampu padam
menderu masuk angin
dari pintu terbuka
(0157/2011)
*
mendung berhari
tak kukeluhkan bila teringat
terik kemarau
(0156/2011)
*
musim genangan air
kaki berkerut lebih renta
dari wajahku
(0155/2011)
*
deru angin, celetar halilintar,
seru seram meluncur bersusulan:
mulut berbuih tabib jalanan
(0154/2011)
*
berkerut-kerak menua
pangkal kaktus namun pucuknya
terus bercabang-bunga
(0153/2011)
*
pohon nyaris rubuh
sebatang dahannya bertahan
mencabang hijau
(0152/2011)
*
sendal jepit biru
lama tergeletak di bawah kursi
tanpa sepasang kaki
(0151/2011)
*
merah merona senja
truk sampah bak terbuka
turut serta mewarnai
(0150/2011)
*
dua nenek renta
di teras duduk bercakap--
senja akhir tahun
(0149/2011)
*
.....yang hadir mengisi di antara dua kesunyian--kelahiran dan kematian..... (An Indonesian poems corner ; the poet : Hendragunawan)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
SAJAK JALAN PAGI BERSAMA
Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...
-
STOPPING BY WOODS ON A SNOWY EVENING Whose woods these are I think I know. His house is in the village though; He will not see me stopping h...
-
PEREMPUAN 1. Beri aku cermin kaca yang rata tak retak atau telaga bening yang tenang airnya atau genangan embun di telapak tangan bunga...
No comments:
Post a Comment