Wednesday, February 13, 2008

A THEIST MANIFESTO—SATU SAJAK DIDAKTIS

(Inspirasi judul dari buku filsuf Perancis, Michael Onfray, ‘Atheist Manifesto: The Case Against Christianity, Judaism and Islam’, dan dari karya filsuf Inggris, Julian Baggini, ‘Atheism’. Paparan tentang atheisme-kuno di Yunani dan India dapat ditemui dalam buku R.C. Solomon dan K.M. Higgins ‘A Short History of Philosophy’, buku G.S. Kirk dan J.E. Raven ‘The Presocratic Philosophers’, dan K.M. Sen, ‘Hinduism’. Kisah cincin hilang dari khazanah sastra sufi dan kisah Hamam dan Ibrahim serta beberapa baris lainnya dari Al-Quran dan hadits Nabi SAWAW)

I.
Pahami kisah lama ini: seorang yang kehilangan
Memilih mencari cincinnya di sekitar lampu jalan
Ketika ditanya di mana gerangan ia hilang
Jawabnya: di sana—namun di sini lebih terang!

Berapa tinggi julang langit telah engkau daki
Berapa jauh lebat belantara telah kau tempuhi
Berapa dalam samudera engkau pernah menyelam
Bekal tahu secuil kau sangkal Sang Alim Pencipta Alam

Sungguh nyata insan lemah dan tergesa-gesa
Namun malang ia juga pembangkang dan pembangga
Meski gerbang kenabian telah lama sempurna dan ditutup
Dengan Tuhan langsung masih menuntut untuk menatap

Seperti Hamam yang mendirikan menara tinggi
Terhadap Tuhannya Musa ia ingin mencari bukti
Padahal yang buta bukanlah mata di kepala
Tetapi yang mati adalah hati dalam dada

Dan bukankah sudah digariskan dalam firman
Si angkuh budak nafsu tak akan pernah beriman
Meskipun gunung terbelah dan mayat bangun kembali
Biarpun malaikat telah dilihatnya dengan mata sendiri

II.
Tuhan tidak dapat dijangkau pandangan
Tak dapat diliputi pengetahuan insan
Bahkan terhadap surga dan ruh mahluk-Nya
Insan cuma diberi amsalan, tahu sedikit saja

Karenanya nabi wahyu kitab suci diturunkan
Tak cukup filsuf, ilmuwan atau seniman
Akal dapat menerima keterangan adanya
Tidak menemukan dan membuktikan adanya

Karena apa yang dapat dibuktikan akal
Tentu dapat pula diingkari akal
Apa yang hari ini dianggap akal muskil
Esok hari mungkin terbukti bukan hal ganjil

Sejak masa pra-Sokrates serta para penulis Veda
Debat tengkarnya tetap saja tak jauh berbeda
Yang percaya mengatakan Ia Ada dan Satu
Yang kafir mengatakan itu semata ilusi semu

Hidup insan singkat dan hanya sekali
Dugaan bergeser jangan jadi pijakan kaki
Mata akal hanya mampu kenali yang zahir
Sedang nafsu pun terus membayang menabir

III.
Jika engkau alergi dan benci akan religi
Atas dirimu sendiri tilik periksalah lagi
Siapakah yang engkau anti sesungguhnya
Gagasan tuhan, lembaga agama atau penganutnya

Lalu selidiki dari mana datangnya antipati
Jangan sekedar mengikuti tren masa kini
Adakah ia berasal dari kedangkalan akalmu
Ataukah semata bujukan nakal hasrat nafsu

Pahami kisah Ibrahim Alayhissalama tuk teladan
Setelah dengan mata dan akal mencari tuhan
Akhirnya kepada kaumnya iapun berkata:
Tanpa tuntunan Tuhan, tentu aku telah celaka!

Bila engkau memandang keindahan
Dari segala yang adalah ciptaan
Alangkah tersianya bila kau tak teringat
Kepada kekuasaan Sang Pembuat

Namun mengandalkan semata akal
Beserta tangkapan indra yang dangkal
Seraya angkuh menolak keterangan wahyu
Akan mengandaskanmu pada sekedar haru

Bila tanpa wahyu turun mengajar
Maka insan akan terus sesat terputar
Dalam lingkar sangka dan sangkal
Tinggal tak tahu hingga tiba saat ajal

IV.
Dalam hadits telah disampaikan nabi
Kiamat tak akan sampai terjadi
Selama masih ada meskipun seorang saja
Menyebut nama Tuhan yakin percaya

Inilah berita gembira dan juga kabar duka:
Ingatan pada Tuhan mengulur umur semesta
Namun manusia terburuk pada masa akhir
Akan ditinggal jauh terpuruk ke lubuk nadir

Agama akan dipandang janggal
Segala ritual pasti bakal ditinggal
Kakbah kelak rebah, mushaf terhapus
Ibarat yang tersisa cuma kerak hangus

Mereka yang bermegah menuruti birahi
Kepada yang lain tak pernah peduli
Dan yang merasa risih mendengar kata Tuhan
Disebut dalam percakapan yang sopan

Dengan demikian cukuplah alasan
Bagi Tuhan mengakhirkan semesta ciptaan
Bila masih terdapat iman setitik pasir cuma
Tak akan pernah rela Ia tamatkan alam raya

Karenanya diminta setiap insan beriman
Menjaga diri keluarga dan keturunan
Sebelum nyawa dicabut tanyailah anak-anakmu
Siapa yang akan kalian sembah sepeninggalku

Februari/Maret 2008

Tuesday, February 05, 2008

RENCANA MASA DEPAN

Bila tiba suatu saat
Aku harus terbujur sekarat
Relakan aku menikmati
Khidmatnya mati

Jauhkan sentuhan gawat
Dari dokter juru rawat
Dengan segala bius suntik
Juga selang sentak listrik

Biar bisa segera beres
Baris sisa nasib digores
Jangan lain turut campur
Ingin ngatur agar mundur

Tak tahukah engkau
Tiap peralihan senantiasa memukau
Seperti fajar senja mengatasi
Indah siang malam hari

Dan sebagai mantan seniman
Itulah kelak kali penghabisan
Aku ingin jenak sendiri
Menikmati Sunyi

Februari 2008

ADAKAH ITU

Adakah itu sinar bulan
Atau pantulan paras kekasihku berbinar berkilauan?

Adakah ini semerbak malam musim semi
Atau harum tubuh kekasihku menyembur wangi?

Adakah itu merdu nyanyian burung balam
Atau suara lembut kekasihku menyebut salam?

Adakah semua ini semata semu impian –
Karena kurasakan kekasihku tengah perlahan menghampiri!

Februari 2008

Friday, February 01, 2008

SAJAK PENGANTAR MINUM KOPI

Di jendela sehampar kota
Tadi gempita gemerlap
Kini terkapar perlahan
Senyap dan lelap

Di kedai tua
ada dua tiga tamu
Tapi ia sendiri saja
Di sudut itu

Matanya lelah
Ditudung tepi topi
Seolah ingin
Berlindung sembunyi

Dengan musik
paling murung
Dan cahaya
paling suram

Dinikmatinya
secangkir kopi
Dengan teguk kecil
dan sepi

Yang pahit
seperti hidupnya
Yang kelam
seperti mautnya

Namun sebelum
terminum ampas
Ingin ia hirup
sedalam napas

Februari 2008

SAJAK JALAN PAGI BERSAMA

  Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...