1. Balada Si Malang Adelina
Senja begitu pelan
Dan di lorong lama
Ada Adelina berjalan
Dan dengan tangannya
Menyisir dinding lumutan
Ingin ia rasakan kembali
Dingin waktu menghijau beku
Senja begitu pelan
Dan di lorong lama
Ada Adelina berjalan
Menyusur kenangan
Yang terjulur panjang
Dan lembut basah
Bagai lidah impian
Senja begitu pelan
Dan di lorong lama
Ada Adelina berjalan
Dengan senandung rendah
Sebelum tertegun bisu
Di kelok turunan itu
Di depan rumah yang dulu
Senja begitu pelan
Dan di lorong lama
Adelina akan terus jalan
Meski bocah di jendela
Hanya berseru-seru
Ibu, Ibu, itu ada hantu
Berhenti di depan pintu
2. Romansa Asmara
Ia telah disembelih
Oleh kelembutan
Jemari cinta
Terbujur putih
Seperti redup pesona
Pagi yang perawan
Di kantungnya mimpi
Yang dititipkan
Sisa rembulan
Perjaka telah pergi
Dengan kereta ke utara
Ya, ke utara
Tanpa pernah tahu
Tak perlu lagi
Kembali
3. Untuk Elisa
Usiamu masih belasan, Elisa
Tetapi cumbumu
Sungguh tak berbelas kasih
Jantungku yang malas
Tercerabut, kau renggut
Tanpa ampun
Amboi, gairah dara
Penuh bara
Tanpa pura-pura
Usiamu belasan Elisa
Dan esok lusa
Mungkin namaku terlupa
Belia kisahmu penuh gelisah
Belum tuntas kucatat
Hingga kita terpisah
Tak apa
Aku tak meminta
Dan kau pun tak mencinta
Hanya kecuplah sekali lagi
Bibirku yang kering
Dan memutih ini
.....yang hadir mengisi di antara dua kesunyian--kelahiran dan kematian..... (An Indonesian poems corner ; the poet : Hendragunawan)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
SAJAK JALAN PAGI BERSAMA
Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...
-
STOPPING BY WOODS ON A SNOWY EVENING Whose woods these are I think I know. His house is in the village though; He will not see me stopping h...
-
PEREMPUAN 1. Beri aku cermin kaca yang rata tak retak atau telaga bening yang tenang airnya atau genangan embun di telapak tangan bunga...
No comments:
Post a Comment