
Photo Courtesy of Joseph Rueben Elsinger,
Iowa, USA
KATA SEORANG LELAKI KEPADA LILY*)
Kata Lily: kau tentu butuhkan istri
Mari kucarikan pacar dari daftar koneksi
Kata Lelaki: terima kasih kawan baik hati
Ku masih terlalu puisi untuk jadi suami
Lagi pula ia telah terjangkit sejak awal kelahiran
Penyakit tanpa tangkal tawar tak bisa dilawan
Bisa fatal kapan saja tanpa ada pemberitahuan
Namanya (barangkali anda kenal) : kefanaan
n.b: tokoh Lily bisa jadi fiktif; dipilih semata karena pertimbangan rima & irama
SANTAP SIANG SEORANG FILSUF
Saya telah melihat anak tak bersalah
Menderita sakit parah lantas tergeletak mati
Mesti ada penjelasan atas ini masalah
Kezaliman yang sungguh menyakitkan hati
Setelah tercenung sejenak di ujung renung
Ia memutuskan kembali nikmati lezat santapan
Menu sajian favoritnya: kerang segar bertempurung
Yang diperasi jeruk hingga mengerut perlahan
HAYLI
Hayli tinggal di negeri Idaba
Juwita jelita idaman bebangsa
Para kesatria, pangeran, dan raja
Bertengkar perang perebutkannya
Dua lima nama yang berbeda
Adalah sebutannya di lima benua
Enam dua lima gambar parasnya
Digubah rupa oleh para perupa
Tetapi pejalan menuju Idaba
Hanya menyebutnya dengan: Ia
Adapun yang telah jumpa
Terpana hilang bahasa
MATAMU
Sepasang liang kesedihan
Dinaungi dua alis
Tergaris letih
Dan sepi
Lebih dari meja kursi
Teronggok tak terisi
Pada satu pojok dalam
Di kafe temaram itu
Lebih dari helai daun
Ditelantarkan angin
Atas aspal jalan
Jelang hujan
Lebih dari pohon musim gugur
Telanjang terpapar kabut
Tengah taman
Tanpa tamu
Lebih dari lampu jalan
Berpendar pudar
Murung terkurung
Deras derai
Tolong,
Pejamkanlah
Atau kupalingkan
Muka
Agar tak meledak
Berkeping
Dadaku
Pecah
RIMBUN EMBUN
Mendung memang merundungi
Langit pagi
Namun rimbun buliran embun
Di rumpun pinus muda
Yang menggantung lena
Pada dahan dan rantingnya
Telah menyimpan
Seribu mentari
No comments:
Post a Comment