masa pandemi
demi istirahatmu bumi
hasrat kupendam
.....yang hadir mengisi di antara dua kesunyian--kelahiran dan kematian..... (An Indonesian poems corner ; the poet : Hendragunawan)
pekarangan dan ladangmu
harus berpindah tangan
sedangkan engkau beralih
ke petak kontrakan dan
menyewakan badan di pabrik
(itu kemajuan, kata ekonom
yang kepalanya cetakan Amrik)
karena yang terpendam di lahanmu
akan dijual oleh seseorang di Hongkong
kepada seseorang lain di London
dan seseorang di Jakarta, boleh dong
turut main menangguk keuntungan
(tanpa peduli, engkau berkubur
di mana jikalau mati)
2019 tahunnya
Makassar kembali
Dibilas banjir
(0767/2019)
*
Kota dunia
Pupus pupurnya, dilumur
Lumpur parasnya
(0766/2019)
*
Hutan tercukur
Ulah mantan serdadu
Bermain kayu
(0765/2019)
*
Lembah jeneberang
Sodagar mencincang batu
Mengisap pasir
(0764/2019)
*
Pinggiran kota
Pengembang membajak sawah
Menabur beling beton
(0763/2019)
*
Belakang tembok
Jelata digusur tak bertanah
Panen air mata
(0762/2019)
*
Pantai losari
Kapal kompeni buang jangkar
Membantai pantai
(0761/2019)
*
Laut kita
Jadi kolam balita
Diobok-obok
(0760/2019)
*
Tanah lapang
Berpalang, cakrawala terhalang
Di kota dunia-mu
(0759/2019)
*
Jalan-jalan
Diluberi mobil jepang
Terbirit pejalan
(0758/2019)
*
Aliran modal
Dajjal tertawa, ditangannya
Surga menyala
(0755/2019)
*
Aliran modal
Datangnya membawa banjir
Perginya paceklik
(0754/2019)
*
Masyarakat tercacah
Dan lingkungan terjajah
Impian pemodal
(0753/2019)
*
O pembangunan
Hanya berarti perubahan
Bukan kemajuan
(0752/2019)
*
O kemajuan
Membawamu melaju
Ke jurang binasa
(0751/2019)
*
Kemajuan sejati
Kehidupan berkeadilan
Di alam lestari
(0750/2019)
*
Jika ke alam kau takzim
terhadap sesama tak lalim
niscaya aman mukim
(0749/2020)
*
perubahan iklim
kalaupun limbung, tak tumbang
bila adil-lestari
(0748/2020)
*
2019 tahunnya
Kaki selebes terendam
Hati pun redam
(0747/2019)
*
Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...