Dari kaki tiang Arasi
Seluruh gugus mega galaksi
Hanya sekepul tipis kabut
Mengisi lengkung langit
pertama
Melayang dalam hamparan ruangnya
Relung yang halus, tak
berhingga
Meliputi segala tanpa
terluput
Tak terangkum ilmu.
Lalu, siapakah engkau
Apakah aku
Mengapa kita bisa sama
Merasa hampa
Mendamba digenapkan, lantas
mencari
Hingga berjumpa dengan tatap
sapa
Bertukar bujuk rayu, agar
suka
Rasuk-merasuk padu
Wahai, ternyata rusukku yang
satu?
Dua insan bersilangan nasib
Seiringan membentuk keluarga
Menjalin kerabat, bersisian
tetangga
Menyusun warga dan juga
bangsa
Bahkan seragam umat
Merayapi punggung bumi
Selapis debu yang bakal
ditepiskan
Sehembus lembut nafas
Bintang, planet dan satelit
Debu dan kerikil batu
Sel hidup dan partikel benda
Juga saling mendekat dan
mengikat
Janji seiring dalam tarian
wujud
Sehingga rembulan, bukit,
dan mawar ini
Tetaplah tinggal sebagai
rembulan
Bukit dan mawar di esok pagi
Mengembang dan menguncup
Semesta kenyataan,
semata-mata
Oleh kehendak kuasanya
Pun dua jantung kita
Jemu menggantung sepi
Yang terkumpul
Disatukan oleh cinta
Menjadilah utuh
Kukuh teguh
Berkilauan cemerlang kilasan
cahaya
Dilatari hitam kanvas
semesta
Ya, sinar pandangku,
semburat parasku
Peluk maluku, getar suaraku
Denyut nadiku, degup
jantungku
Sekedar isyarat redup
Getar-pijar zarah badan,
zuraya jiwa
Ruang membentang, waktu
merentang
Arus nasib menerjang
Menghanyutkan batang ilalang
Timbul tenggelam sepanjang
alur bening
Namun biarkanlah saat ini
Tanganku menganyam tanganmu
Dalam tetirah usia kita
Dan bukalah dadamu
Agar beristirah hatiku
2013
(Pernah dipublikasikan pada Harian Fajar, Minggu, 31 Maret 2013)
(Pernah dipublikasikan pada Harian Fajar, Minggu, 31 Maret 2013)
No comments:
Post a Comment