Tuesday, October 16, 2012

PROYEK 1000 HAIKU (kamis, 1/11/2012)


(Berdasar target waktu, proyek ini dapat dikatakan gagal karena tidak berhasil mencapai 1000 haiku baru dalam setahun sejak september lalu. Namun, karena tujuannya kesenangan, dengan enteng targetnya diubah menjadi target jumlah, 1000 haiku baru)

::

gerimis sore


klakson-klakson pun ingin
segera pulang

(444/2012)
*
senja nan basah
gadis berkerudung pun
menyingkap betis

(443/2012)
*
hamparan lahan
satu papan bertulis-
kan: milik anu

(442/2012)
*
deru lautan motor;
diseberangkan angin:
sehelai daun

(441/2012)
*
di tepi jalan
sejoli singgah berbantah
hal masa depan

(440/2012)
*
menjelang larut
sayu mata penjual,
melotot ikan

(439/2012)
*
meremang sore
tenda dan lapak mekar
di bahu jalan

(438/2012)
*
dandanan artis
berjongkok tepi parit
menanti teman

(437/2012)
*
restoran sepi
pramusaji mengisi
kursi-kursi vip

(436/2012)
*
jikapun bukan
haiku, biarlah ini hai-
ku, ya, rembulan

(435/2012)
*
berlindung dinding:
taman marak berbunga,
kolam berbulan

(434/2012)
*
kaktus, cemara
di taman depan rumah
tumbuh bersama

(433/2012)
*
tak nampak bulan
wangi sedap malam
kuhirup dalam

(432/2012)
*
segra terdiam—
ibu, adik wanita
di meja dapur

(431/2012)
*
terangnya bulan
cakap remaja tanggung
berjalan malam

(430/2012)
*
lampunya padam
dengan senter di tangan
menulis haiku

(429/2012)
*
lampunya padam
bayang cemara bulan
di taman depan

(428/2012)
*
terbirit lari
menghindari terang
si tikus gembrot

(427/2012)
*

hahahahaha
kucing tambun tergesa
selip di atap

(426/2012)
*
tasbih pertama
sebelum swara takbir
kicauan burung

(425/2012)
*
vas porselain
berlimpah bunga-bunga
dalam dadanya

(424/2012)
*
antara bangku
taman dan pohon kayu:
sayup bisikan

(423/2012)
*
ah, nostalgia...
taplak bersulam bunga
di meja kayu

(422/2012)`
*
 ‘ku coba lagi
menafsir desir angin
tanpa nokia

(421/2012)
*
vas porselain
oleh caya purnama
rona pipinya

(420/2012)
*
rindukan pulang
bayang daun bunga
di meja kayu

(419/2012)
*
besok lebaran
sepasang sapi saling
gesekkan pipi

(418/2012)
*


kasmaran lagi
pada wajah asingnya
awan berlayar

(417/2012)
*
kecup keningmu;
air mataku terjun
ke aliranmu

(416/2012)
*
laman majalah,
layar kaca di benak:
lagak remaja

(415/2012)
*
timbunan pantai
berapa banyak bukit
dicungkil lagi?

(414/2012)
*
ganggang menari
kibasannya geraikan
helaian rambut

(413/2012)
*
tatap matamu—
kupandangi diriku
seterang


 pagi

(412/2012)
*
rimbun pohonan— 
satu yang tak kukenal
ranggas sempurna

(411/2012)
*
lahan terlantar
tanpa nyanyian panen
penggarap ‘manen

(410/2012)
*
antara kembang-
merak kuning dan merah:
sepasang kupu!

(409/2012)
*
simpul dasiku
ketat menekan jakun—
ternak memamah

(408/2012)
*
tali helem
terlalu ketat mencekik—
qurban merumput

(407/2012)
*

ditumpuk angin
dedaun tak bertanya
akan ke mana

(406/2012)
*
semburat fajar
buliran embun di bibir
mawar paginya

(405/2012)
*
musim memetik
kilau apel meranum
di dada dara

(404/2012)
*
riak rambutnya
tempias hempas ombak
di lambung kapal

(403/2012)
*
sekilas pandang
di padang tandus, kilat
tanda ‘kan hujan

(402/2012)
*
sesungging senyum
walau samar, yakinnya
menampak hilal

(401/2012)
*
pembatik tua
bila malam meluluh
wujudlah bunga

(399/2012)
*
anggur hitam
manis masamnya dunia
menyembur padu

(398/2012)
*
ditebar angin
disiram hujan, benih
hijau cemerlang

(397/2012)
*
bila kembali?
bahkan sebelum ia
berbalik pergi

(396/2012)
*
hujan perdana
andai masih di ranting
daun kering kemarin

(395/2012)
*
perih mataku;
memicingkan yang kanan,
kubaca Basho

(394/2012)
*
di batas mimpi
separuh peri, liuk
cemara angin

(393/2012)
*
rak meja tamu
album memori tinggal
dalam memori

(392/2012)
*
berkali lebih
besar dari sosoknya:
citra baliho

(391/2012)
*
depan atm
pengamen tua itu
tanpa saingan

(389/2012)
*
kapan kembali?
bahkan sebelum engkau
beranjak pergi...

(388/2012)
*
daun balacai
mengering di keningmu
air mataku

(387/2012)
*
gerimis awal
apa yang dibisikkan
air pada pasir

(386/2012)
*
runduk kembang
sepatu tepi pagar—
tatap si dara...

(385/2012)
*
di samar senja
lembut senyuman itu
masih kukenali

(384/2012)
*

pembersih lantai
manekin yang berjajar
menatap abai

(383/2012)
*
tanggal tua
di dahan pohon jeruk
kilauan bulan

(382/2012)
*
terpaan dingin
melintasi pintu bank
dan tatap satpam

(381/2012)
*
kiriman ikan
tiba, saat menanak—
mengeong kucing

(380/2012)
*
lambaian lemah
di seberangnya lembah
o, kupu-kupu

(379/2012)
*
kabut membungkus—
hanya helaan halus
dari nafasmu...

(378/2012)
*
tanpa keluhan
tanjakan yang dipilih
terus ditempuh

(377/2012)
*
unggun api
menungguimu bangun
ke lingkar lengan

(376/2012)
*
permisi semut
bekas tumpahan kopi
segera dipel

(375/2012)
*
biasa sendiri
ditutupnya daun jendela
mengusir bayang

(374/2012)
*
bayang-bayang pun
bergoyang kiri-kanan
menyembah Tuhan

(373/2012)
*
gerbang tanpa pintu
si pengembara termangu
bimbang di ambangnya

(372/2012)
*
tanpa perabot
tumpahan cahya purnama
tertampung semua

(371/2012)
*
di rumah tua
sabarnya semut rayap
menggali liang

(370/2012)
*
menutup telpon
khawatir getar swara
rambaskan air mata

(369/2012)
*
birunya langit
kamera baruku pun
gagal merekam

(368/2012)
*
sengkarut sengketa—
dalam laci lemari arsip tua:
jejaring laba-laba

(367/2012)
*
dua patung keberuntungan
depan gedung bank yang bangkrut
bertahan gagah mengaum

(366/2012)
*
jalan batu tepi Pattongko
lembut ombak mendamparkan
samar bau ganggang

(365/2012)
*
kabut itukah yang
mengaburkan atau gunung
melebur biru?

(364/2012)
*
sudah jam tujuh pagi?
ah, ternyata baru lima sore!
dilelapkan gerimis oktober

(363/2012)
*
dengan selimut tebal
menikmati mahalnya
pendingin udara hotel

(362/2012)
*
tak bisa diselamatkan
semangkuk gulai ayam tersisa
telanjur basi tersia

(361/2012)
*
tumpukan buku
berlomba dengan rayap
menghabiskannya

(360/2012)
*
bingkai jendela
walaupun rengkah matahari
menyinarinya indah

(359/2012)
*
penerbangan malam
tak hanya awan, mimpi pun
terserak tak karuan

(358/2012)
*
derik jengkerik
pun digigirkan
dingin malam ini

(357/2012)
*
september ini
tanpa menunggu flamboyan
akasia berbunga sendiri

(356/2012)
*
hujan kabut pagi
membalut bumi, kutarik sarung
melungkar dalamnya

(355/2012)
*
cerah paras bang becak
pagi ini, berbatik coklat warna
dan celana senada

(354/2012)
*
terang pagi ini
si sinting pemberang pun
riang berlari-lari

(0353/2012)
*
buah cahaya
antara kita, pepucuk pagi
dibubuhkan surya

(0352/2012)
*
bunga mekar kembali
yang gugur kemarin
tak terganti

(0351/2012)
*
bunga mekar lagi
kumbang datang mengitari
pun bukan yang kemarin

(0350/2012)
*
plum dan aprikot
berkilau dingin
pagi musim semi

(0349/2012)
*
berlian biru
berkilauan cemerlang
langit Berlin

(0348/2012)
*
bulan mati
dingin gagang parang
menggantung di pinggang

(0347/2012)
*
buah bulan
cengkeram cakar kelelawar
moga tak mencederai

(0346/2012)
*
besok lebaran
calo dan pengemis sepi
libur ke kampung

(0345/2012)
*
baru terbangun
kicau burung pagi
terburu melantun

(0344/2012)
*
menjaga tanah air
biarpun melarut malam
bendera berkibar

(0343/2012)
*
melahap lapar,
menenggak dahaga: berpuas puasa
kepompong pertapa

(0342/2012)
*
siapa melintas
memahat sosoknya
kilau cahaya pagi

(0341/2012)
*
terjaga oleh purnama
riuh kokok ayam
bersahutan

(0340/2012)
*
bunga kana—
gelungan rambutmu
sebelum kuuraikan

(0339/2012)
*
para penjaja
dan pengemis suara
di jelang berbuka...

(0338/2012)
*
rumah gadai
wajah-wajah akrab
saling menyapa

(0337/2012)
*
baju lama
di hari fitri
jadi baru

(0336/2012)
*
hari-hari abu
hanya haiku melati
istirahat hatiku

(0335/2012)
*

No comments:

SAJAK JALAN PAGI BERSAMA

  Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...