Sunday, February 12, 2012

Proyek 1000 Haiku

gelombang rambutmu:
lembut menerpa wajahku,
membadai dalam dada

(0297/2012)
*
terlalu cepat
berlalu lenyap ke barat—
gelapnya malam

(0296/2012)
*
selembaran hutan,
kabut dari danau di cangkirku—
sarapan pagi

(0295/2012)
*
rerumputan dan
cahaya sama-
sama mencari celah

(0294/2012)
*
hai, buah manggis,
pernahkah kau melihat
si buah persik?

(0292/2012)
*
putri malu—
dengan tangan angan,
ingin menyentuhnya

(0292/2012)
*
digarami air mata
gurih lembut daging pelupuk
ikan pallumara

(0291/2012)

n.b: pallumara, ikan masak kuah asam ala suku bugis makassar
*
menanti deraknya
pohon yang telah ditebang
tak pernah tumbang

(0290/2012)
*
menerobos hujan larut malam,
masih tersisa senyum
dari sudut bibirnya

(0289/2012)
*
berterbangan bangau
orang-orangan sawah
menyeringai bangga

(0288/2012)
*
belasan bolpen...
bekas pakai bapak
selalu lebih baik

(0287/2012)
*
gita melayu
merdu mendayu rayu—
masa kita masih bermalu dulu...

(0286/2012)
*
bulan purnama
menempuh ke tepi kota
menyepi dengannya

(0285/2012)
*
sejak sajak ini
engkau semestinya telah
dimaafkan

(0284/2012)
*
hembusan angin
menyuruki rumpun bambu
berhamburan burung-burung

(0283/2012)
*
embun di ubun
semerbak mekar mlati
di kebun hati

(0282/2012)
*
selada segar
gemeretaknya pagi
tiap gigitan

(0281/2012)
*
ramping sosoknya
hati megap menampung
musim bersemi

(0280/2012)
*
langit juli
lebat oleh awan
pohon ranggas

(0279/2012)
*
percakapan kapak
dengan pokok pohon—
mendingin senja

(0279/2012)
*
pesulap jalanan
gelap menangkupi bumi dan
hup, bulan

(0278/2012)
*
saatnya untuk ke luar
menunggu aku di sana
bunga-bunga mekar

(0277/2012)
*
Serakan keping vas porselin
bocah megap membungkam pecahnya
air mata

(0276/2012)
*
hiruk padat lalu lintas megapolitan
satu sentuhan lembut
di punggungku

(0275/2012)
*
barisan iklan
di tiap lipatan layar
koran elektronik

(0274/2012)
*
nenek pergi
dapur
dingin sepi

(0273/2012)
*
bekasnya paku
perumahan elitee
tuk para semut

(0272/2012)
*
merentang malam
bayang kita semua
dirangkum satu

(0271/2012)
*
di atas bagang
makan lawar tanpa sadar
dikepung berjuta tuna

(0270/2012)

n.b: lawar, lauk ikan segar yang dicincang dan dicampur dengan parutan mangga muda dan kelapa.
*
sekali lagi
si cecak mematuki
lubang di ubin

(0269/2012)
*
hai mu
dan hai ku
ka pan ke te mu

(0268/2012)
*
hujung penghujan
sumur berlimpah airnya
mencari timba

(0267/2012)
*
bayang memanjang
direntangkan matari
membidik kelam

(0266/2012)
*
kutu di buku
tak merasa lebih cerdas
dari bangsat di kursi

(0265/2012)
*
kursi dekat jendela
hanya mentari pagi
menghangatkannya

(0264/2012)
*
guguran dedaun
sekian nama lekati ingatan
berlepasan, terlupakan

(0263/2012)
*
semakin lemah
membelai punggungku basah
angin kampung halaman

(0262/2012)
*
naungan teduh,
bila kuberlalu, rumput tertindih
kan menegak kembali

(0261/2012)
*
di teluk dara
surya senja keemasan
menegaskan lekuk tubuhnya

(0260/2012)
*
tak risaukan kembalian
ngongkrong ngopi
di kantin mahasiswa

(0259/2012)
*
pada wajah putrinya
kujumpa paras kasihku
dua puluh tahun lalu

(0258/2012)
*
gelinding geledek
kemarahanmu sesenyap
sisa senja

(0257/2012)
*
tuntaskan dendam
di sisa musim, deras
membenam hari

(0256/2012)
*
kenangan silam
di dalam tenang arusnya
menenggelam ia

(0255/2012)
*
keriangan hujan
sembari berteduh, mari
menyeduh air mata

(0254/2012)
*
remahan timah
bertaburan menuba
sepi telaga

(0253/2012)
*
sungai perak
alirnya pun berujung
ditelan bulan

(0252/2012)
*
serpihan langit
terbalut perut bumi:
safir biru

(0251/2012)
*
di kemacetan jalan
memelas sirene petugas kawal
pejabat sok tinggi

(0250/2012)
*
serak gemetar
azan suara tua—
merinai gerimis

(0249/2012)
*
melungkar pulas
mimpi si abang becak
berpoles karbon

n.b: melungkar adalah pengindonesiaan dari kata dalam bahasa jawa, mlungker.

(0248/2012)
*
lepas dari satu pengemis
sigap menghadang-sergap
dua pengemis

(0247/2012)
*
apa yang dibisikkan
angin kepada rumput
membikin ia menari?

(0246/2012)
*
seusai hujan
nampak lebih kelam
jalur jalan membujur

(0245/2012)
*

No comments:

SAJAK JALAN PAGI BERSAMA

  Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...