::
trotoar dibongkar
pejalan dan pohonan nyingkir
bagi mobil parkir
(0148/2011)
*
genangan banjir
pagar dan sempadan
tak dibedakan
(0147/2011)
*
radio transistor
hangat benderang malam
meski listrik padam
(0146/2011)
*
cincin safir biru
matanya menyimpan tatapan bapak
kini asyik kupandangi
(0145/2011)
*
semalaman sesat terkurung
dalam kamar, pagi ini kembali
capung berisik ingin ke luar
(0144/2011)
*
bau busuk di setiap sudut;
mungkin harus rajin saya
membasuh hidung sendiri
(0143/2011)
*
serangga betah duduk
di gundukan kotoran sendiri--
nikmatnya berkuasa
(0142/2011)
*
berdiri canggung
segugus rumah mewah
dikepung kampung
(0141/2011)
*
sapa-menyapa
sebelum lenyap dalam kabut:
asap rokok dan ruap kopi
(0140/2011)
*
si batu api tergeletak
di tepi jalan aspal basah―
betapa sepinya
(0139/2011)
*
penari bergaun merah
berdandan meriah; jemarinya
runcing menjabat dingin
(0138/2011)
*
lepas dari dentam
musik malam, debur ombak
melebur kelam sukma
(0137/2011)
*
seekor kecoak berlari
mencari tempat yang tepat
menelentang mati
(0136/2011)
*
riuh klakson bersahutan
sayup di latar jauh
burung-burung berkicauan
(0135/2011)
*
menghambur gugur
dalam baluran kabut sore
bunga-bunga bungur
(0134/2011)
*
serakan puing benteng tua
lengking pekik burung
menghunjami bebatuan
(0133/2011)
*
serakan puing benteng tua
kelebat burung-burung senja
menutupi jejak surya
(0132/2011)
*
pohon akasia
bunga-bunga kuningnya
lebur dalam cahaya surya
(0131/2011)
*
oleh hembusan angin
debu merasuk rabu―
jejak raga siapa?
(0130/2011)
*
lebih rendah dan muda
hijaunya, pohon tanjung terlindung
dilingkungi kakak akasia
(0129/2011)
*
tak membedakan
penjaga dan penjaja malam
bulan purnama
(0127/11-2011)
*
purnama kini meninggi
tangkas tingkah penjual martabak
seiring lengking lagu hindi
(0126/11-2011)
*
di atas fly-over
berpasangan singgah berkencan
memandang sungai jalan raya
(0125/11-2011)
*
kemurahan hati
gubuk kumuh, istana si kaya
sama dilimpahi cahaya purnama
(0124/11-2011)
*
jajaran nisan
limpahan cahaya
ditumpahkan purnama
(0123/11-2011)
*
tenteramlah para rangka
malam ini purnama
mengilap seputih tulang
(0122/11-2011)
*
keindahan terlontar
dari getar jemari entah
hanya lantaran
(0121/11-2011)
*
pertempuran malam usai
berserakan bangkai nyamuk
ular hijau mengabu
(0120/11-2011)
*
jam lima sore
dan wanita pekerja ini
masih berwangi pagi
(0119/11-2011)
*
ruang pamer teknologi
menyilangkan kaki kedinginan
wiraniaga berok minim
(0118/11-2011)
*
disepak yang empunya rumah
mengangkat kepala, memicingkan mata
kucing kuning gempal melenggang
(0117/11-2011)
*
terbaring di pinggir jalan
si gila ini masih juga sempat
menikmati gemintang
(0116/11-2011)
*
tanah mengurai dedaunan
akankah kulihat wajahmu kembali
di musim semi mendatang?
(0115/11-2011)
*
becak perlahan menjalani senja
sepasang opa dan oma
duduk berpegangan tangan
(0114/11-2011)
*
embah mungil ringkih
si cucu bertubuh tambun
beriringan dari sekolah
(0113/11-2011)
*
gelisah dikisahkan
lewat igauan resahnya
gerimis semalaman
(0112/11-2011)
*
tergeletak basah
selembar sarung lusuh
pagi trotoar jalan
(0111/11-2011)
*
hanya celah rekahan
di dinding parit kering
merambat rumputan
(0110/11-2011)
*
nyaring kicauan
kilau kilap kaca jendela
menguapkan mimpi
(0109/11-2011)
*
kerut jemari tua
mencengkeram erat kehangatan
cangkir teh porselen
(0108/11-2011)
*
tempat kembali
tanpa tembok dan gembok
kembara termangu
(0107/11-2011)
*
gemulai tarian jemari:
merupa aksara mengalir makna
gerak raga rasa bersama
(0106/11-2011)
*
ketuk tunggal-nada
pada papan ketik: bayi terlahir
di layar kaca cair
(0105/11-2011)
*
terbangun oleh kicauan
meluncuri batang krisantenum
embun pagi
(0104/11-2011)
*
burung-burung bangau
gugusan awan cemerlang
peziarah gurun air mata
(0103/11-2011)
*
burung baru bangun
pun sisa kabut: masih ingin
berpeluk ranting pagi
(0102/11-2011)
*
kupu tanpa kepak,
mawar yang tawar: aman abadi
dalam kotak kaca
(0100/11-2011)
*
tanggal di hari mendung
kuning sehelai daun mangga
alangkah cemerlang!
(0099/11-2011)
*
kupu-kupu,
selain dari taman tangkar ini,
nun, lembah dan rimba...
(0098/11-2011)
::
Hg::
::
.....yang hadir mengisi di antara dua kesunyian--kelahiran dan kematian..... (An Indonesian poems corner ; the poet : Hendragunawan)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
SAJAK JALAN PAGI BERSAMA
Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...
-
STOPPING BY WOODS ON A SNOWY EVENING Whose woods these are I think I know. His house is in the village though; He will not see me stopping h...
-
PEREMPUAN 1. Beri aku cermin kaca yang rata tak retak atau telaga bening yang tenang airnya atau genangan embun di telapak tangan bunga...
No comments:
Post a Comment