(Haiku ini telah diterbitkan sebagiannya selama tahun 2020 lalu. Berhubung tahun itu tahun pemilihan kepala daerah, demi menghindari haiku ini digunakan orang jahat untuk mendiskredit saingan dalam pemilu maka belum semua haiku diterbitkan. Kini diterbitkaan lengkap sebagai pengingat agar jangan sampai terulang lagi.)
2019 tahunnya
Makassar kembali
Dibilas banjir
(0769/2019)
*
Berpuluh tewas
Tak usahlah diusut
Jangan digugat
(0768/2019)
*
Hutan tercukur
Ulah mantan serdadu
Bermain kayu
(0767/2019)
*
Lembah jeneberang
Sodagar mencincang batu
Mengisap pasir
(0766/2019)
*
Kota dunia
Pupus pupurnya, dilumur
Lumpur parasnya
(0765/2019)
*
Pinggiran kota
Pengembang membajak sawah
Menabur beling beton
(0764/2019)
*
Belakang tembok
Jelata digusur tak bertanah
Panen air mata
(0763/2019)
*
Pantai losari
Kapal kompeni buang jangkar
Membantai pantai
(0762/2019)
*
Laut kita
Jadi kolam balita
Diobok-obok
(0761/2019)
*
Tanah lapang
Berpalang, cakrawala terhalang
Di kota dunia-mu
(0760/2019)
*
Jalan-jalan
Diluberi mobil jepang
Terbirit pejalan
(0759/2019)
*
Halte tempelan
bus berjalur macet
jadwalnya ngaret
(0758/2019)
*
Sampah bertebar
Gendang dua kabur
Tanpa kabar
(0757/2019)
*
Big data: para bro
Menonton kemiskinan
Dari menara kontrol
(0756/2019)
*
Aliran modal
Dajjal tertawa, ditangannya
Surga menyala
(0755/2019)
*
Aliran modal
Datangnya membawa banjir
Perginya paceklik
(0754/2019)
*
Masyarakat tercacah
Dan lingkungan terjajah
Impian pemodal
(0753/2019)
*
O pembangunan
Hanya berarti perubahan
Bukan kemajuan
(0752/2019)
*
O kemajuan
Membawamu melaju
Ke jurang binasa
(0751/2019)
*
Kemajuan sejati
Kehidupan berkeadilan
Di alam lestari
(0750/2019)
*
Jika ke alam kau takzim
terhadap sesama tak lalim
niscaya aman mukim
(0749/2020)
*
iklim berubah
meski limbung, tak tumbang
bila adil-lestari
(0748/2020)
*
2019 tahunnya
Kaki selebes terendam
Hati pun redam
(0747/2019)
*