Wednesday, April 03, 2013

LAGU CINTA



Dari kaki tiang Arasi
Seluruh gugus mega galaksi
Hanya sekepul tipis kabut
Mengisi lengkung langit pertama
Melayang dalam hamparan ruangnya
Relung yang halus, tak berhingga
Meliputi segala tanpa terluput
Tak terangkum ilmu.

Lalu, siapakah engkau
Apakah aku
Mengapa kita bisa sama
Merasa hampa
Mendamba digenapkan, lantas mencari
Hingga berjumpa dengan tatap sapa
Bertukar bujuk rayu, agar suka
Rasuk-merasuk padu
Wahai, ternyata rusukku yang satu?

Dua insan bersilangan nasib
Seiringan membentuk keluarga
Menjalin kerabat, bersisian tetangga
Menyusun warga dan juga bangsa
Bahkan seragam umat
Merayapi punggung bumi
Selapis debu yang bakal ditepiskan
Sehembus lembut nafas

Bintang, planet dan satelit
Debu dan kerikil batu
Sel hidup dan partikel benda
Juga saling mendekat dan mengikat
Janji seiring dalam tarian wujud
Sehingga rembulan, bukit, dan mawar ini
Tetaplah tinggal sebagai rembulan
Bukit dan mawar di esok pagi

Mengembang dan menguncup
Semesta kenyataan, semata-mata
Oleh kehendak kuasanya
Pun dua jantung kita
Jemu menggantung sepi
Yang terkumpul
Disatukan oleh cinta
Menjadilah utuh
Kukuh teguh
Berkilauan cemerlang kilasan cahaya
Dilatari hitam kanvas semesta

Ya, sinar pandangku, semburat parasku
Peluk maluku, getar suaraku
Denyut nadiku, degup jantungku
Sekedar isyarat redup
Getar-pijar zarah badan, zuraya jiwa

Ruang membentang, waktu merentang
Arus nasib menerjang
Menghanyutkan batang ilalang
Timbul tenggelam sepanjang alur bening
Namun biarkanlah saat ini
Tanganku menganyam tanganmu
Dalam tetirah usia kita
Dan bukalah dadamu
Agar beristirah hatiku

2013
(Pernah dipublikasikan pada Harian Fajar, Minggu, 31 Maret 2013)

SAJAK JALAN PAGI BERSAMA

  Pagi seputih seragam baru dan sesegar rambut basah para bocah ketika kita berjalan menyusur tembok yang mengendapkan waktu di perkampu...